“Rekrutmen Wajib Militer dan Profesional dalam Pasukan Kerajaan Nusantara”, sebagai bagian dari sistem pertahanan dan sumber daya manusia militer zaman kerajaan:
Kerajaan-kerajaan besar Nusantara seperti Majapahit, Mataram, Demak, Sriwijaya, Gowa, dan Aceh tidak hanya mengandalkan pasukan elit, tetapi juga memiliki sistem rekrutmen militer yang mapan untuk memenuhi kebutuhan personel tempur. Dua model utama yang digunakan adalah:
- Wajib militer (rekrutmen desa atau daerah)
- Pasukan profesional (prajurit tetap bergaji dan terlatih)
Sistem ini dijalankan dengan proporsi, syarat, dan fungsi yang berbeda namun saling melengkapi.
Sistem Wajib Militer (Rekrutmen Desa / “Cakra” / “Bala Rakyat”)
A. Pengertian
- Disebut juga sebagai “bala tamtama rakyat”.
- Setiap desa, dusun, atau kadipaten diwajibkan menyediakan kontingen prajurit sesuai jumlah penduduk laki-laki dewasa.
- Mekanisme ini mirip conscription (paksaan negara), tetapi dijalankan melalui struktur adat atau administratif lokal.
B. Sistematisasi di Tiap Kerajaan
Kerajaan |
Nama Sistem |
Penjelasan |
Majapahit |
Cakra Negara |
Setiap desa mengirim minimal 5–10 pemuda saat perang besar |
Mataram Islam |
Bala Desa |
Laskar dikirim berdasarkan daerah, dilatih saat damai |
Sriwijaya |
Prajurit Ladang |
Petani yang dilatih bertempur dan ditarik saat dibutuhkan |
Demak & Aceh |
Laskar Islam |
Rekrutmen berdasarkan ikrar jihad dan perintah wali negara |
C. Ciri Pasukan Wajib Militer
Aspek |
Keterangan |
Latihan terbatas |
Latihan tahunan atau saat perang akan terjadi |
Senjata umum |
Diberi tombak, panah, atau golok oleh kerajaan |
Kepatuhan pada adipati atau demang |
Tidak langsung tunduk pada raja, tapi lewat pejabat lokal |
Tugas utama |
Serangan massal, jaga benteng desa, angkut logistik |
D. Keuntungan & Kelemahan
Keuntungan |
Kelemahan |
Cadangan prajurit besar dan cepat dimobilisasi |
Kurang disiplin dan koordinasi |
Biaya rendah bagi kerajaan |
Rentan bubar saat kekalahan terjadi |
Mengikat rakyat secara politik ke kerajaan pusat |
Tidak efisien untuk perang jarak jauh atau teknis |
Pasukan Profesional (Prajurit Tetap Kerajaan / “Bala Paksi”)
A. Pengertian
- Pasukan yang direkrut secara selektif, dilatih penuh waktu, dan digaji secara tetap oleh kerajaan.
- Ditempatkan di ibu kota kerajaan, benteng utama, pelabuhan strategis, atau pengawal pribadi raja.
B. Syarat Masuk
Syarat |
Penjelasan |
Usia 17–30 tahun |
Terutama untuk ketahanan fisik |
Memiliki silsilah atau rekomendasi |
Kadang berasal dari keluarga prajurit atau bangsawan rendah |
Lolos tes ketangkasan |
Latihan tombak, jalan kaki jarak jauh, dan panahan |
Siap tunduk pada hukum militer kerajaan |
Termasuk ritual disiplin dan sumpah |
C. Pelatihan
- Latihan rutin: baris-berbaris, formasi tempur, penggunaan senjata
- Latihan spiritual: meditasi, tirakat, penguatan mental
- Beberapa kerajaan memiliki satuan pelatihan militer terpusat, seperti:
- Madrasah Senapati (Demak)
- Sanggar Bala Sanggrama (Majapahit)
- Balai Raga Perang (Mataram)
D. Ciri Pasukan Profesional
Aspek |
Penjelasan |
Disiplin tinggi |
Patuh pada kode etik ksatria |
Persenjataan lebih lengkap |
Senjata pilihan, zirah, pelindung kulit |
Penempatan strategis |
Istana, pelabuhan, perbatasan |
Tugas ganda |
Perang, protokol kerajaan, diplomasi, dan keamanan dalam negeri |
E. Struktur Umum Pasukan Profesional
Pangkat |
Jumlah |
Tugas |
Senapati |
1–5 orang |
Panglima, perencana strategi |
Tumenggung |
10–50 |
Komando lapangan |
Ki Demang |
50–100 |
Kepala regu |
Prajurit Paksi |
Ribuan |
Pelaksana operasi militer kerajaan |
Kombinasi Sistem: Hybrid Militer
Sebagian besar kerajaan menggunakan kombinasi sistem:
- Wajib militer sebagai basis kuantitas
- Pasukan profesional sebagai basis kualitas dan komando
- Dalam perang besar:
- Pasukan wajib dikerahkan sebagai gelombang pertama
- Pasukan profesional memimpin serangan inti, menjaga posisi strategis
- Pasukan elit seperti Bhayangkara digunakan dalam operasi khusus atau perlindungan raja
Keberlanjutan dan Warisan ke Masa Modern
Warisan |
Lembaga Modern |
Cakra Negara |
Cikal bakal wajib militer lokal dalam sistem kerajaan |
Bala Sanggrama |
Inspirasi akademi militer dan batalyon elit TNI |
Juru Pandai Perang |
Analog pelatih militer profesional |
Pasukan Kehormatan Raja |
Menjadi pasukan pengawal presiden/kerajaan hingga kini |
Sistem rekrutmen pasukan kerajaan Nusantara mencerminkan fleksibilitas dan kedalaman organisasi militer tradisional. Dengan menggabungkan kekuatan rakyat dan pasukan profesional, kerajaan mampu memobilisasi kekuatan besar dalam waktu cepat, tanpa mengorbankan kedisiplinan, keberanian, dan kehormatan militer.