“Struktur Pasukan Kerajaan di Nusantara”, sebagai bagian dari sistem militer klasik yang menopang kekuasaan politik dan kekuatan tempur kerajaan-kerajaan besar di Nusantara:
Pasukan militer di kerajaan-kerajaan Nusantara bukan sekadar kumpulan prajurit. Mereka diorganisasi secara hierarkis dan fungsional, mengikuti struktur baku yang disesuaikan dengan adat, filosofi, dan kebutuhan geopolitik masing-masing kerajaan. Terdapat pasukan inti kerajaan, laskar daerah, pengawal pribadi, hingga pasukan khusus spiritual, semua dengan peran yang jelas dan sistem perekrutan berbeda.
Komponen Utama Pasukan Kerajaan
Jenis Pasukan |
Fungsi |
Ciri Khas |
Pasukan Inti (Bala Tamtama / Bala Sanggrama) |
Prajurit tetap kerajaan |
Terlatih, bersenjata lengkap, gaji tetap |
Pasukan Khusus / Elit (Bhayangkara, Hulubalang) |
Pengawal raja dan keluarga kerajaan |
Memiliki senjata pusaka, loyal, spiritual |
Laskar Daerah / Adipati |
Pasukan daerah yang dikerahkan saat perang |
Jumlah besar, perekrutan oleh bupati/adipati |
Pasukan Laut / Pelaut Perang |
Menjaga pelabuhan, kapal, dan jalur dagang |
Terlatih dalam navigasi dan tempur laut |
Pasukan Cadangan / Petani-Prajurit |
Dipanggil saat darurat |
Latihan terbatas, dididik oleh laskar daerah |
Hierarki Komando Militer
Pangkat |
Jabatan |
Tugas |
Senapati Agung / Patih Perang |
Panglima Tertinggi |
Merancang strategi, komando seluruh pasukan |
Tumenggung |
Komandan lapangan |
Memimpin 1–3 laskar besar (batalion) |
Adipati Laskar |
Pemimpin laskar daerah |
Komando atas pasukan kabupaten/adipati |
Ki Demang Bala |
Kepala regu 50–100 orang |
Mengarahkan strategi kecil dan formasi |
Prajurit |
Tentara lapis bawah |
Pelaksana serangan, pertahanan, dan logistik |
Tipe Pasukan Berdasarkan Fungsi
A. Pasukan Darat
- Infanteri ringan: membawa tombak dan panah
- Infanteri berat: membawa pedang, tameng, dan baju zirah
- Ksatria berkeris: duel satu lawan satu, pasukan kehormatan
B. Pasukan Laut (Cetbang & Lancaran)
- Kelompok awak kapal: pemanah, pelontar tombak, awak cetbang
- Pasukan boarding: memanjat kapal musuh, bertarung di dek
- Komando angkatan laut: dikepalai oleh Laksamana (Admiral)
C. Pasukan Khusus
Jenis |
Fungsi |
Catatan |
Bhayangkara |
Pengawal pribadi raja |
Hanya berjumlah puluhan, dianggap suci |
Pasukan Wanita (ex: Aceh, Bugis) |
Pengawal ratu / putri kerajaan |
Berlatih senjata ringan dan panah |
Pasukan Rohani / Kejawen |
Dukungan spiritual |
Melakukan ritual, doa perang, penguatan moral |
Sistem Perekrutan Pasukan
Sistem |
Penjelasan |
Contoh Kerajaan |
Wajib Militer / Cakra |
Setiap desa mengirim sejumlah pemuda |
Majapahit, Sriwijaya |
Pasukan Profesional |
Dibayar rutin, dilatih penuh waktu |
Demak, Gowa, Mataram |
Laskar Sukarela |
Berdasarkan panggilan adat atau agama |
Aceh, Ternate |
Pasukan Bayaran |
Perekrutan milisi asing atau suku sekutu |
Digunakan dalam ekspedisi luar Jawa |
Etika dan Kode Kehormatan Prajurit
- Prajurit diharuskan menjalani ritual pemurnian sebelum masuk perang
- Kode moral:
- Tidak menyerang warga sipil
- Tidak membunuh musuh yang menyerah
- Tidak melanggar perintah panglima, kecuali demi kebenaran luhur
- Pelanggaran berat bisa dihukum mati atau dikucilkan secara spiritual
Perlengkapan dan Formasi Standar
Posisi |
Senjata |
Pelindung |
Peran |
Depan |
Tombak panjang |
Tameng bambu/logam |
Menahan serangan awal |
Tengah |
Pedang, badik, keris |
Baju kulit atau logam |
Duel dan penetrasi musuh |
Belakang |
Busur, panah api |
– |
Serangan jarak jauh |
Sayap |
Badik cepat |
Ringan |
Flanking & pengapit formasi |
Pasukan dalam Fungsi Non-Militer
- Pengawal istana dan upacara negara
- Pengawalan duta besar dan logistik perdagangan
- Ekspedisi pengislaman, penghinduan, atau misi budaya
- Penjaga batas wilayah kerajaan
Struktur pasukan kerajaan Nusantara tidak kalah terorganisir dibanding militer klasik Asia lainnya. Kombinasi hierarki komando, pembagian fungsi, disiplin spiritual, dan adaptasi medan perang menjadikan militer kerajaan sebagai kekuatan dominan, bukan hanya dalam perang, tetapi dalam legitimasi, ekonomi, dan simbol kebesaran negara.