DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Ringkasan Eksekutif


BAB I. Pendahuluan

  1. Konteks Geografis dan Kultural Nusantara
  2. Definisi “Nusantara” dalam Perspektif Historis
  3. Tujuan dan Ruang Lingkup Penulisan
  4. Sistematika dan Pendekatan Penulisan
  5. Terminologi dan Glosarium Dasar

BAB II. Metodologi Kajian

  1. Pendekatan Arkeologis dan Paleografi
  2. Kajian Antropologi, Etnografi, dan Sosiologi
  3. Historiografi dan Analisis Manuskrip
  4. Geologi dan Geografi Maritim
  5. Ilmu Lingkungan dan Teknologi Tradisional
  6. Studi Strategis dan Geopolitik

BAB III. Geologi, Geografi, dan Migrasi Nusantara

  1. Sejarah Pembentukan Kepulauan
  2. Jalur Migrasi Hominid dan Austronesia
  3. Gunung Purba, Sungai Purba, dan Laut Dangkal
  4. Pulau sebagai Entitas Geopolitik
  5. Kepulauan sebagai Jalur Komunikasi dan Ekonomi

BAB IV. Prasejarah dan Awal Peradaban

  1. Zaman Paleolitikum hingga Neolitikum
  2. Situs Arkeologis Penting
  3. Artefak dan Teknologi Awal
  4. Struktur Sosial dan Kepercayaan Prasejarah
  5. Teori Asal-Usul Leluhur Bangsa

BAB V. Zaman Logam dan Dinamika Kekuasan Awal

  1. Perkembangan Teknologi Logam di Nusantara
  2. Arsitektur dan Peradaban Awal
  3. Kebudayaan Dongson dan Pengaruhnya
  4. Proto-Kerajaan dan Hierarki Kekuasaan

BAB VI. Kerajaan Kerajaan Klasik Nusantara

  1. Kerajaan Salakanagara
  2. Kerajaan Kandis
  3. Kerajaan Sunda Tua
  4. Kerajaan Kutai Martadipura
  5. Kerajaan Tarumanagara
  6. Kerajaan Kalingga
  7. Kerajaan Sriwijaya
  8. Kerajaan Sunda (Pajajaran)
  9. Kerajaan Galuh
  10. Kerajaan Mataram Kuno / Medang
  11. Kerajaan Kahuripan
  12. Kerajaan Janggala & Panjalu (Kadiri)
  13. Kerajaan Singhasari
  14. Kerajaan Majapahit
  15. Kerajaan Dharmasraya
  16. Kerajaan Tole / Luwu
  17. Kerajaan Buleleng Lama
  18. Kerajaan Samudera Pasai
  19. Kerajaan Perlak
  20. Kerajaan Aceh Darussalam
  21. Kesultanan Demak
  22. Kesultanan Cirebon
  23. Kesultanan Banten
  24. Kesultanan Mataram Islam
  25. Kesultanan Gowa-Tallo
  26. Kesultanan Ternate
  27. Kesultanan Tidore
  28. Kesultanan Buton
  29. Kesultanan Bone
  30. Kesultanan Makassar
  31. Kesultanan Bima
  32. Kesultanan Pontianak
  33. Kesultanan Deli
  34. Kesultanan Langkat
  35. Kesultanan Yogyakarta
  36. Kasunanan Surakarta
  37. Kadipaten Pakualaman
  38. Kadipaten Mangkunegaran
  39. Kesultanan Kutai Kartanegara
  40. Kesultanan Ternate & Tidore
  41. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Zaman Kerajaan di Nusantara
  42. Pengaruh Politik dan Budaya Zaman Kerajaan di Kancah Internasional
  43. Pengaruh Kesultanan Islam dan Lembaga Keilmuan Nusantara
  44. Aksara dan Bahasa Tradisional Nusantara
  45. Manuskrip, Naskah Ilmu, dan Sastra Klasik Nusantara

BAB VII. Peradaban Maritim dan Teknologi Kelautan Nusantara

  1. Teknologi Kapal Tradisional: Jong, Pinisi, dan Malangbang
  2. Sistem Navigasi: Bintang, Angin, dan Arah Laut Nusantara
  3. Jalur Rempah, Peta Maritim, dan Diplomasi Samudra
  4. Perdagangan Internasional dan Kota Pelabuhan

BAB VIII. Sejarah Perang dan Strategi Militer Nusantara

  1. Falsafah Perang dalam Budaya Nusantara
    – Konsep “Dharma Yudha” dalam Hindu-Jawa
    – Adat Perang Berbagai Suku Nusantara
    – Etika dan Aturan Perang: Pantangan, Ksatria, dan Kehormatan
    – Perang sebagai Sarana Legitimasi Kekuasaan
  2. Pasukan Kerajaan dan Sistem Rekrutmen Militer
    Struktur Pasukan Kerajaan di Nusantara
    Rekrutmen Wajib Militer dan Profesional di Kerajaan Nusantara
    Peran Pasukan Bayaran dan Sekutu Suku dalam Militer Kerajaan Nusantara
    Strategi Logistik dan Mobilisasi dalam Kerajaan Maritim dan Agraris
  3. Senjata Tradisional dan Inovasi Teknologi Tempur
    Evolusi Senjata dari Batu, Logam, hingga Bubuk Mesiu di Nusantara
    Teknis dan Kegunaan Senjata Utama Kerajaan Nusantara
    Produksi Senjata: Pusat Pandai Besi Kerajaan di Nusantara
    Peran Senjata sebagai Simbol Spiritual dan Status Sosial
    Ritual dan Perawatan Senjata Pusaka dalam Budaya Kerajaan Nusantara
    Formasi dan Strategi Penggunaan Senjata dalam Perang
    Logistik dan Distribusi Senjata di Era Kerajaan Nusantara
  4. Strategi Perang Darat dan Laut
    Teknik Pengepungan dan Serangan Kota Benteng dalam Perang Kerajaan Nusantara
    Strategi Laut: Kapal Jong, Armada Pinisi, dan Serangan Kilat Pelabuhan
    Spionase, Sabotase, dan Sandi dalam Perang Kerajaan Nusantara
    Perang Terbuka dan Gerilya: Adaptasi pada Geografi Nusantara
    Seni Pemetaan dan Penguasaan Medan dalam Perang Kerajaan Nusantara
    Sandi, Lagu, dan Bahasa Rahasia Gerilya Nusantara
    Aliansi, Diplomasi, dan Perang Proxy dalam Sejarah Kerajaan Nusantara
  5. Strategi Militer pada Masa Kolonial dan Modern
    Transmisi Ilmu Perang Era Kerajaan ke Era VOC dan Kolonial
    Adaptasi Strategi Perang Tradisional ke Dalam Perlawanan Kolonial
    Militerisasi Kerajaan ke Dalam Sistem Kolonial
    Pengaruh Struktur Militer Tradisional terhadap Tentara Nasional Indonesia (TNI)
  6. Perang Besar dalam Sejarah Nusantara
    Peperangan Kerajaan Tarumanagara (Abad ke-5 – Abad ke-7 M)
    Perang Sriwijaya dan Kerajaan Melayu Abad ke-7 Masehi
    Perang Kerajaan Medang dan Kerajaan Sriwijaya (990–1016 M)
    – Perang Kerajaan Kahuripan (Airlangga) dan Kerajaan Bali (Awal Abad ke-11)
    Perang Saudara Kerajaan Janggala dan Kerajaan Panjalu
    Perang Kerajaan Kadiri Dan Kerajaan Sriwijaya/Dharmasraya (Ekspansi Kadiri ke Sumatra pada Abad ke-12)
    Perang Raden Jayakatwang Dan Kerajaan Kertanegara (1292 M)
    Perang Kerajaan Majapahit Dan Kerajaan Sunda (Perang Bubat)
    Perang Kerajaan Majapahit Dan Kerajaan Bali (1343 M)
    Perang Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Blambangan (Abad ke-14)
    Perang Kerajaan Majapahit Dan Kerajaan Palembang (1350M)
    Perang Paregreg (Perang Saudara Majapahit 1404M–1406M)
    Perang Suksesi Aceh (1585–1607) : Perang antar keluarga istana, dipengaruhi campur tangan asing
    Perang Diponegoro (1825–1830)
    Perang Demak Melawan Portugis (1511–1527): Penaklukan Sunda Kelapa, Portugis terusir dari Jawa barat
    Perang Kesultanan Aceh Melawan Portugis di Malaka (1500–1600)
    Perang Kesultanan Ternate-Tidore Melawan Portugis (1500–1600)
    Perang Gowa–Tallo Melawan VOC (1666–1669)
    Perang Trunajaya Mataram Islam Melawan VOC (1674–1680)
    Perang Kesultanan Palembang Melawan VOC Belanda(1659–1811)
    Perang Kerajaan-Kerajaan Bali Melawan Belanda Hingga Perang Puputan (1846–1908)
    Ekspedisi Pamalayu (1275–1292), Menundukkan kerajaan-kerajaan di Sumatra, menyatukan wilayah maritim
    Ekspedisi Hayam Wuruk ke Timur (1357–1370 M): Strategi Unifikasi Maritim dan Politik Majapahit di Kawasan Timur Nusantara
    Ekspedisi Islamisasi Ternate-Tidore: Menyatukan Maluku di bawah panji Islam & menghadang kolonialisasi Portugis
  7. Strategi Militer pada Masa Kolonial dan Modern
    Transmisi Ilmu Perang Era Kerajaan ke Era VOC dan Kolonial
    Adaptasi Strategi Perang Tradisional ke Dalam Perlawanan Kolonial
    Militerisasi Kerajaan ke Dalam Sistem Kolonial
    Pengaruh Struktur Militer Tradisional terhadap Tentara Nasional Indonesia (TNI)

BAB IX – MASA KOLONIAL: VOC, HINDIA BELANDA, DAN PERLAWANAN 


I. Pendahuluan Historis

  1. Latar belakang kolonialisme global: era eksplorasi dan dagang
  2. Perebutan hegemoni: Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda di Asia Tenggara
  3. Strategi kolonial awal: dagang, diplomasi, hingga intervensi militer
  4. Perbedaan watak: kolonialisme VOC (dagang swasta) vs. Hindia Belanda (negara)

II. Kemunculan dan Ekspansi VOC (1602–1799)

  1. Pendirian VOC dan tujuan utamanya
  2. Jalur rempah dan strategi kontrol perdagangan
  3. Penguasaan Maluku, Ambon, Banda, dan Ternate
  4. Penaklukan Jayakarta dan berdirinya Batavia (1619)
  5. Politik koalisi dan intervensi ke kerajaan-kerajaan lokal (Mataram, Banten, Makassar)
  6. Kekejaman VOC: Hongi Tochten, pembantaian Banda, dan pembumihangusan

III. Politik Devide et Impera & Rekayasa Konflik

  1. Strategi adu domba antar kerajaan (Sunda-Banten, Mataram-Bali, Bone-Gowa)
  2. Perjanjian tidak setara: monopoli, penyerahan wilayah, dan hak dagang eksklusif
  3. Pola VOC dalam menguasai kota pelabuhan strategis
  4. Penggunaan pasukan bayaran & lokal: Ambon, Bugis, Bali

IV. Struktur Sosial dan Ekonomi Kolonial Awal

  1. Stratifikasi sosial kolonial: Eropa – Timur Asing – Pribumi
  2. Ekonomi monopoli dan kapitalisme awal
  3. Sistem pajak, upeti, dan kerja rodi
  4. Sistem tanah dan penindasan agraria

V. Runtuhnya VOC dan Peralihan ke Pemerintahan Hindia Belanda

  1. Krisis internal VOC: korupsi, perang panjang, kerugian besar
  2. Pembubaran resmi VOC (1799) dan nasionalisasi aset oleh Kerajaan Belanda
  3. Masa Daendels (1808–1811): militerisasi dan pembangunan Jalan Raya Pos
  4. Masa Raffles (1811–1816): liberalisasi, sensus, penghapusan kerja rodi
  5. Restorasi kekuasaan Belanda dan pembentukan Hindia Belanda

VI. Hindia Belanda dan Era Penjajahan Administratif (1816–1830)

  1. Reorganisasi birokrasi kolonial
  2. Peran Residen, Asisten Residen, dan Bupati sebagai alat kolonial
  3. Pembangunan struktur kolonial: kantor, pelabuhan, jalan, rel
  4. Pola relasi dengan bangsawan lokal

VII. Masa Tanam Paksa (Cultuurstelsel, 1830–1870)

  1. Latar belakang: krisis keuangan Belanda pasca Perang Napoleon
  2. Ketentuan tanam paksa: 20% lahan, tanaman ekspor (kopi, tebu, nila, teh)
  3. Dampak ekonomi, sosial, dan ekologi pada rakyat pribumi
  4. Kelaparan dan eksploitasi brutal (contoh: Jawa Tengah, Priangan)
  5. Kritik internal: Multatuli dan buku Max Havelaar

VIII. Peralihan ke Sistem Ekonomi Liberal (1870–1900)

  1. UU Agraria 1870 dan pembukaan investasi swasta
  2. Masuknya kapitalisme Barat ke Nusantara
  3. Perkebunan, pabrik gula, dan tambang asing (Kalimantan, Sumatra)
  4. Urbanisasi dan proletarisasi masyarakat desa

IX. Kehidupan Sosial, Budaya, dan Pendidikan Kolonial

  1. Sistem kasta sosial kolonial: Eropa, Timur Asing, Bumiputra
  2. Pendidikan elit dan munculnya priyayi sekolah
  3. Penyebaran agama Kristen oleh zending & misi
  4. Urbanisasi Batavia, Semarang, Surabaya, Makassar
  5. Bahasa Belanda, arsitektur kolonial, dan perubahan gaya hidup
  6. Munculnya surat kabar, organisasi sosial, dan opini publik awal

X. Perlawanan Lokal terhadap VOC & Hindia Belanda

A. Perlawanan terhadap VOC

  1. Perang Makassar (1666–1669) – Sultan Hasanuddin vs VOC
  2. Perang Trunajaya (1675–1680) – Madura-Mataram melawan VOC
  3. Perlawanan Untung Surapati (1683–1706)
  4. Perang Banten (1750-an)
  5. Perlawanan Maluku & Pattimura (1817)

B. Perlawanan terhadap Hindia Belanda

  1. Perang Diponegoro (1825–1830)
  2. Perang Padri (1821–1837) – Imam Bonjol vs kolonial & bangsawan adat
  3. Perang Bali (1846, 1848, 1849, 1906–1908)
  4. Perang Banjar (1859–1863)
  5. Perang Aceh (1873–1904)
  6. Perlawanan Sisingamangaraja (1878–1907)
  7. Perlawanan Bone, Buton, dan Toraja
  8. Perang Lombok (1894)

XI. Dampak Jangka Panjang Kolonialisme

  1. Disrupsi sistem kerajaan dan tatanan sosial lokal
  2. Terbentuknya ekonomi dualistik (tradisional vs kapitalis)
  3. Ketimpangan agraria dan krisis desa
  4. Kelahiran kesadaran kebangsaan (benih pergerakan nasional)
  5. Peninggalan sistem hukum, administrasi, dan infrastruktur kolonial

XII. Penutup

  • Refleksi terhadap 3 abad kolonialisme sebagai luka sejarah dan titik balik
  • Kontribusi perlawanan lokal dalam membentuk identitas nasional
  • Warisan kolonial dalam struktur negara Indonesia modern

Lampiran

  • Peta jalur ekspansi VOC dan Hindia Belanda
  • Kronologi peristiwa penting (1600–1900)
  • Biografi tokoh perlawanan utama
  • Daftar perjanjian kolonial penting
  • Ilustrasi struktur administrasi kolonial

 


BAB X. Hukum Adat, Filsafat, dan Nilai Lokal

  1. Sistem Hukum Adat Nusantara
  2. Konsep Ruang, Waktu, dan Alam
  3. Filsafat Hidup Lokal (Tri Hita Karana, dsb)
  4. Etika Sosial dan Tata Laku Budaya
  5. Transmisi Nilai melalui Sastra dan Petuah

BAB XI. Ilmuwan, Teknologi Modern, dan Inovasi

  1. Biografi Ilmuwan dan Penemu Indonesia
  2. Institusi Riset dan Perkembangan Akademik
  3. Satelit, Dirgantara, dan Teknologi Modern
  4. Bioteknologi, Energi Terbarukan, dan Inovasi Digital
  5. Peran Generasi Muda dan Diaspora Ilmuwan

BAB XII. Tantangan dan Masa Depan Pengetahuan Nusantara

  1. Ancaman Globalisasi dan Krisis Pengetahuan Lokal
  2. Digitalisasi Arsip dan Naskah
  3. Integrasi Kurikulum dan Pendidikan Nasional
  4. Diplomasi Budaya dan Soft Power Pengetahuan
  5. Agenda Intelektual Nusantara Abad 21

BAB PENUTUP: Simpulan dan Rekomendasi

  1. Sintesis Temuan
  2. Arah Kebijakan Pengetahuan Nasional
  3. Visi Indonesia Berdaulat dalam Ilmu
  4. Penutup

Lampiran A: Daftar Ilmuwan dan Penemu Nusantara

Daftar Pustaka

Glosarium Ilmiah dan Tradisional

Indeks Tematik