Kerajaan Majapahit (Jawa Timur, 1293 – 1527 M)

“Sumpah, Samudra, dan Sempurna: Megakemaharajaan Nusantara”


Kebangkitan Setelah Kejatuhan

Majapahit berdiri di tengah keruntuhan Singhasari dan kekacauan politik akibat invasi Mongol dari Dinasti Yuan. Dari reruntuhan ini muncul seorang tokoh cerdas dan strategis: Raden Wijaya, menantu Kertanegara. Dengan kecermatan politik dan aliansi taktis, ia mendirikan kerajaan baru di hutan Tarik, dan menamakannya Majapahit—diambil dari nama buah maja yang pahit di wilayah tersebut.

Majapahit tidak hanya menjadi kerajaan terbesar di Nusantara, tetapi juga menancapkan supremasi budaya, politik, dan maritimnya di seluruh Asia Tenggara. Di bawah Gajah Mada dan Hayam Wuruk, Majapahit menjadi kekuatan hegemonik, dengan wilayah kekuasaan yang membentang dari Sumatra hingga Papua, dan dari Semenanjung Malaya hingga Kepulauan Maluku.


Latar Sejarah dan Pendirian

1. Konteks Sejarah: Kekacauan Pascasinghasari

Setelah terbunuhnya Raja Kertanegara (Singhasari) oleh Jayakatwang dari Kadiri tahun 1292 M, Jawa Timur terpecah. Pada saat yang sama, ekspedisi Mongol dari Dinasti Yuan tiba di Jawa, dengan misi membalas penghinaan diplomatik dari Kertanegara.

Raden Wijaya, menantu Kertanegara, memanfaatkan situasi ini:

  • Bersekutu sementara dengan pasukan Mongol untuk menjatuhkan Jayakatwang.
  • Setelah menang, ia mengusir pasukan Mongol dari tanah Jawa.
  • Pada tahun 1293 M, Raden Wijaya mendirikan kerajaan Majapahit, dengan pusatnya di Trowulan.

Struktur Pemerintahan dan Dinasti Rajasa

1. Administrasi Terpusat

Majapahit meneruskan sistem pemerintahan dari Singhasari dan Kadiri:

  • Raja sebagai pusat hukum dan keagamaan.
  • Jabatan-jabatan kunci: Rakryan Mahamantri, Patih Amangkubhumi, Rakryan Kanuruhan.
  • Wilayah dibagi dalam sistem mandala, dengan daerah taklukan dikelola melalui raja bawahan (vasal) atau pejabat pusat.

2. Raja-Raja Penting

  • Raden Wijaya (Kertarajasa Jayawardhana): Pendiri kerajaan, 1293–1309 M.
  • Jayanegara (1309–1328): Putra Wijaya, digulingkan oleh pemberontakan.
  • Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328–1350): Di bawahnya Gajah Mada muncul.
  • Hayam Wuruk (1350–1389): Puncak kejayaan Majapahit.
  • Raja-raja sesudahnya menghadapi kemunduran dan konflik internal.

Gajah Mada dan Sumpah Palapa

1. Tokoh Sentral: Gajah Mada

Patih Amangkubhumi Gajah Mada adalah tokoh legendaris yang menjadikan Majapahit kekuatan regional. Pada tahun 1336 M, ia mengucapkan Sumpah Palapa:

“Lamun huwus kalah Nusantara, ingsun amukti palapa.”
(Aku tak akan bersenang-senang sebelum seluruh Nusantara ditaklukkan.)

Gajah Mada melancarkan kampanye militer dan diplomasi:

  • Menaklukkan Bali, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi, dan semenanjung Malaya.
  • Mengintegrasikan kerajaan-kerajaan lokal sebagai vasal atau sekutu dagang.
  • Memperkuat sistem keamanan laut (kawasan Samudra Hindia hingga Laut Tiongkok Selatan).

Masa Keemasan di Bawah Hayam Wuruk (1350–1389 M)

1. Kepemimpinan Ideal

Hayam Wuruk, cucu Tribhuwana dan cicit Kertarajasa, memerintah saat Majapahit berada di puncak stabilitas:

  • Raja cerdas, berpendidikan, dan paham administrasi.
  • Bekerja erat dengan Gajah Mada dalam menata kekuasaan.

2. Kekuatan Teritorial dan Ekonomi

Majapahit disebut dalam Negarakertagama (Mpu Prapanca) memiliki kekuasaan atas:

  • Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua, hingga Siam dan Champa (dalam bentuk pengaruh atau vassal).
  • Kota pelabuhan besar: Tuban, Gresik, Canggu (Kecamatan Jetis Mojokerto), Sedayu.
  • Komoditas ekspor: rempah-rempah, emas, kain, logam, perahu, dan kerajinan.

Budaya, Agama, dan Filsafat Negara

1. Sinkretisme Agama

Majapahit memadukan:

  • Hindu (Siwaisme) sebagai ideologi negara.
  • Buddha Vajrayana, populer di kalangan elit dan pendeta.
  • Tradisi lokal seperti kapitayan, animisme, dan leluhurisme.

Hal ini menciptakan toleransi spiritual dan integrasi sosial. Raja dipuja sebagai titisan dewa, dan banyak candi pendharmaan dibangun, seperti:

  • Candi Penataran
  • Candi Tikus
  • Candi Brahu
  • Candi Sukuh dan Cetho (era akhir Majapahit)

2. Sastra dan Seni

Era Majapahit melahirkan mahakarya:

  • Negarakertagama oleh Mpu Prapanca (kronik sejarah dan pujian raja)
  • Sutasoma oleh Mpu Tantular (mengandung kalimat Bhinneka Tunggal Ika)
  • Karya sastra epos, filsafat, dan hukum menjadi landasan nilai Jawa klasik.

Hubungan Internasional dan Diplomasi Laut

Majapahit memiliki jaringan:

  • Diplomasi aktif dengan Cina, India Selatan, Champa, Siam.
  • Aliansi perdagangan melalui laut—menghubungkan Samudra Hindia dengan Laut Tiongkok Selatan.
  • Duta-duta dikirim ke luar negeri, dan pelabuhan-pelabuhan berkembang menjadi pusat logistik dan militer.

Majapahit disebut dalam catatan Dinasti Ming, menunjukkan eksistensinya dalam geopolitik Asia.


Kemunduran dan Perpecahan

1. Wafatnya Gajah Mada (sekitar 1364 M)

Setelah kematian Gajah Mada, konflik internal meningkat:

  • Perebutan kekuasaan di antara bangsawan.
  • Provinsi-provinsi luar Jawa mulai lepas karena lemahnya kendali pusat.

2. Perang Paregreg (1404–1406 M)

  • Perang saudara antara Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi.
  • Melemahkan Majapahit secara militer dan ekonomi.
  • Banyak daerah vasal memisahkan diri secara de facto.

Keruntuhan dan Warisan

1. Islamisasi dan Fragmentasi

  • Mulai abad ke-15, pelabuhan seperti Demak, Jepara, Gresik tumbuh sebagai pusat dagang Islam.
  • Keturunan Majapahit berpindah ke pedalaman (Pajang, Mataram).
  • Demak sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa menggantikan dominasi Majapahit.

2. Tahun Runtuh

Majapahit diperkirakan berakhir sekitar 1527 M, ketika Demak menaklukkan sisa-sisa kekuasaan Hindu di Jawa Timur.

3. Warisan

Majapahit tetap menjadi:

  • Simbol kejayaan nasionalisme Indonesia (dipakai dalam lambang negara: Garuda Pancasila).
  • Puncak budaya Jawa klasik.
  • Inspirasi wawasan Nusantara dan nasionalisme.

Majapahit bukan hanya kerajaan terbesar dalam sejarah Indonesia, tetapi juga:

  • Menyatukan wilayah kepulauan dalam sistem kekuasaan terpusat dan diplomatik.
  • Melahirkan falsafah persatuan seperti Bhinneka Tunggal Ika.
  • Menjadi pelopor integrasi maritim dan budaya antarbangsa.

Kejayaan Majapahit adalah model peradaban Nusantara yang tangguh, multikultural, dan visioner, yang dampaknya terasa hingga masa kini.

About administrator