Kerajaan Singhasari (Jawa Timur, 1222 – 1292 M)

“Dari Tumapel ke Pusat Kekuatan Nusantara: Ken Arok dan Proyek Besar Ekspansi”


Transisi dari Kadiri ke Tumapel

Kerajaan Singhasari muncul dari reruntuhan Kadiri, menyusul ambisi dan keberanian seorang tokoh legendaris bernama Ken Arok. Sebagai pendiri dinasti Rajasa, Ken Arok menapaki jalur kekuasaan dari kalangan rakyat biasa hingga menjadi raja—sebuah transformasi yang luar biasa dalam sejarah politik Nusantara.

Didirikan pada tahun 1222 M setelah kemenangan dalam Pertempuran Ganter, Singhasari tumbuh menjadi kerajaan yang bukan hanya kuat secara politik, tetapi juga:

  • Ambisius dalam ekspansi,
  • Dinamis dalam diplomasi,
  • Dan monumental dalam warisan kebudayaan.

Singhasari adalah prototipe kerajaan ekspansionis yang kelak diadopsi Majapahit. Dalam kurun 70 tahun, Singhasari berhasil memperluas pengaruhnya dari Jawa Timur ke seluruh Nusantara bagian barat melalui Ekspedisi Pamalayu, memperkenalkan gaya kepemimpinan baru yang lebih militeristik dan berorientasi geopolitik.


Latar Sejarah dan Asal-Usul Ken Arok

1. Asal-Usul Ken Arok: Dari Rakyat Biasa ke Raja

Ken Arok dikenal sebagai sosok ambisius dan visioner yang mengawali perjalanan politiknya dari strata bawah. Ia adalah anak seorang wanita desa bernama Ken Endok, dan asal-usul ayahnya dikelilingi oleh mitos – sebagian menyebut ia titisan Dewa Brahma, sebagian lagi menyebut dari kalangan biasa.

Setelah berguru kepada Mpu Lohgawe, Ken Arok menjadi abdi Tumapel—sebuah daerah bawahan Kadiri. Dengan strategi, diplomasi, dan kekuatan militer, ia berhasil menjatuhkan penguasa Tumapel (Tunggul Ametung), memperistri Ken Dedes, dan perlahan merebut kekuasaan.

2. Pertempuran Ganter (1222 M) dan Runtuhnya Kadiri

Puncak ambisi Ken Arok tercapai saat ia mengalahkan Raja Kertajaya dari Kadiri dalam Pertempuran Ganter, dan mengangkat dirinya sebagai raja. Ia mendirikan kerajaan baru bernama Singhasari, dengan basis kekuasaan di wilayah Malang modern.


Struktur Pemerintahan dan Politik Dinasti Rajasa

1. Dinasti Rajasa

Ken Arok mendirikan Dinasti Rajasa, yang kelak menjadi leluhur raja-raja Majapahit. Dinasti ini diperkuat dengan narasi ilahiah dan klaim keturunan dewa, demi melegitimasi kekuasaan baru.

2. Struktur Pemerintahan

Singhasari meneruskan struktur birokrasi yang diwarisi dari Kadiri:

  • Raja sebagai pusat hukum dan spiritual.
  • Adanya pejabat daerah (rakryan), menteri senior (patih), serta sistem desa sima untuk menopang institusi keagamaan.

Pemerintahan menjadi lebih militeristik dan ekspansif, mengikuti ambisi raja-raja seperti Wisnuwardhana dan Kertanegara.


Raja-Raja Penting Singhasari

1. Ken Arok (1222–1247 M)

Pendiri kerajaan, berkuasa selama 25 tahun. Pemerintahannya:

  • Fokus pada konsolidasi kekuasaan dalam negeri.
  • Dikenal sebagai pemimpin ambisius, tegas, namun juga kontroversial.
  • Dibunuh oleh Anusapati, anak tiri Ken Dedes, dalam konflik perebutan takhta.

2. Anusapati – Panji Tohjaya – Ranggawuni (1247–1268 M)

Masa transisi ini ditandai dengan:

  • Pembunuhan balas dendam antara keturunan Ken Arok dan Tunggul Ametung.
  • Ketegangan dinasti namun diakhiri oleh Ranggawuni (Wisnuwardhana), yang membawa stabilitas.

3. Kertanegara (1268–1292 M)

Kertanegara adalah raja terbesar Singhasari, dengan visi geopolitik luar biasa. Ia:

  • Mewujudkan cita-cita ekspansi luar Jawa.
  • Melakukan Ekspedisi Pamalayu (1275 M) untuk menaklukkan wilayah Sumatra.
  • Menjalin relasi dengan kerajaan-kerajaan di Melayu, Kalimantan, dan Bali.

Ekonomi dan Kekuatan Maritim

1. Perdagangan dan Pertanian

Singhasari memadukan kekuatan agraris dan maritim:

  • Wilayah Brantas tetap menjadi penghasil utama beras dan rempah.
  • Kontrol atas jalur dagang laut mendongkrak ekonomi kerajaan.
  • Ekspor meliputi: lada, kapur barus, rotan, kayu keras, dan garam.

2. Armada dan Ekspansi

Di bawah Kertanegara, Singhasari mengembangkan armada laut yang kuat:

  • Kapal dagang dan kapal perang digunakan dalam ekspedisi ke luar Jawa.
  • Relasi dengan kerajaan Asia Tenggara diperluas, termasuk Champa, Pegu, hingga Sriwijaya.

Kebudayaan, Agama, dan Arsitektur

1. Agama dan Spiritualitas

  • Kertanegara menganut sinkretisme Siwa-Buddha, yang menjadi dasar ideologi kerajaan.
  • Pendekatan ini mengakomodasi keberagaman kepercayaan rakyat.
  • Raja dianggap sebagai titisan dewa, memerintah atas dasar spiritualitas suci.

2. Arsitektur dan Seni

Peninggalan budaya penting era Singhasari meliputi:

  • Candi Jago, tempat perabuan Wisnuwardhana.
  • Candi Singhasari, tempat pendharmaan Kertanegara.
  • Relief dan arca bercorak Hindu-Buddha yang penuh filosofi.

Ekspedisi Pamalayu dan Cita-Cita Nusantara

Ekspedisi Pamalayu adalah misi besar yang diluncurkan Kertanegara:

  • Ditujukan ke wilayah Melayu dan Sumatra (termasuk bekas pengaruh Sriwijaya).
  • Tujuan: memperkuat posisi Singhasari dalam menghadapi ancaman eksternal, khususnya dari Dinasti Yuan (Mongol) di Tiongkok.

Ekspedisi ini:

  • Mengirim pasukan untuk menjalin aliansi dan menaklukkan daerah-daerah strategis.
  • Meningkatkan kontrol perdagangan laut Jawa-Sumatra.

Hubungan Luar Negeri dan Diplomasi Global

Kertanegara menjalin:

  • Hubungan dengan Champa, sebagai sekutu dagang dan militer.
  • Menolak tunduk pada Kubilai Khan (Dinasti Yuan), bahkan menghina utusan Mongol.
  • Hal ini menyebabkan Tiongkok mengirim ekspedisi militer ke Jawa—yang tiba setelah Kertanegara wafat.

Singhasari menjadi kerajaan Jawa pertama yang berpikir geopolitik tingkat Asia, bukan hanya domestik.


Runtuhnya Singhasari dan Awal Majapahit

1. Kudeta Jayakatwang (1292 M)

  • Ketika Kertanegara fokus ekspansi ke luar Jawa, Jayakatwang, bupati Kediri, menyerang istana Singhasari.
  • Kertanegara terbunuh dalam serangan mendadak.
  • Kekuasaan Singhasari secara resmi berakhir.

2. Kemunculan Majapahit

Sisa-sisa loyalis Kertanegara melarikan diri, termasuk:

  • Raden Wijaya, menantu Kertanegara.
  • Dengan bantuan Mongol yang datang belakangan, Wijaya mengalahkan Jayakatwang dan mendirikan Majapahit (1293 M).

Singhasari pun dianggap sebagai “pendahulu langsung Majapahit”, baik dari sisi dinasti, birokrasi, militer, dan visi ekspansi.


Masa Kejayaan Kerajaan Singhasari (1222–1292 M)

“Kertanegara dan Proyek Nusantara: Ketika Jawa Menatap Dunia”


Konsolidasi Internal: Dari Perebutan Takhta ke Stabilitas

Setelah pendirian Singhasari oleh Ken Arok pada tahun 1222 M, kerajaan mengalami berbagai dinamika kekuasaan, termasuk intrik berdarah antara pewaris dan keturunan Ken Arok—seperti Anusapati, Tohjaya, dan Ranggawuni (Wisnuwardhana). Namun baru pada era Wisnuwardhana (1248–1268) dan puncaknya Kertanegara (1268–1292), Singhasari mencapai tahap kematangan politik, konsolidasi administratif, dan kesadaran ekspansi teritorial.

Stabilitas ini menjadikan Singhasari bukan hanya kuat di dalam negeri, tetapi juga mampu mewujudkan ambisi eksternal sebagai kekuatan regional Asia Tenggara.


Puncak Ekspansi di Bawah Kertanegara

Raja Kertanegara, cucu dari Ken Arok, merupakan arsitek utama kejayaan Singhasari. Ia memiliki visi besar menjadikan kerajaan sebagai kekuatan hegemonik di wilayah Nusantara.

Ciri khas kejayaannya:

  1. Politik Ekspansi dan Integrasi Wilayah
    • Ekspedisi militer dikirim ke Bali, Kalimantan, Pahang, Maluku, hingga Sumatra.
    • Daerah-daerah taklukan dijadikan mitra dagang dan sekutu kekuasaan, bukan sekadar jajahan.
    • Melalui Ekspedisi Pamalayu (1275 M), Singhasari menegakkan pengaruh atas Melayu dan menggantikan dominasi Sriwijaya.
  2. Pusat Komando Ekonomi dan Maritim
    • Singhasari menguasai jalur dagang laut strategis Selat Malaka dan Laut Jawa.
    • Kota-kota pesisir (Tubang, Gresik, Canggu) dijadikan titik logistik dan ekspor.
    • Komoditas: lada, kayu manis, kapur barus, emas, logam, dan kerajinan logam.

Kebangkitan Budaya dan Sinkretisme Agama

Pada masa kejayaan, terjadi penguatan nilai budaya dan agama:

  • Kertanegara mempromosikan sinkretisme Hindu-Buddha (Siwa-Buddha) sebagai dasar ideologi negara.
  • Raja diposisikan sebagai penjelmaan Dewa Buddha dan Siwa sekaligus, dalam doktrin Tantrayana dan Shivaistik.
  • Candi-candi pendharmaan seperti Candi Jawi dan Candi Singhasari dibangun sebagai simbol spiritual kekuasaan.

Dalam budaya, seni arca, relief, dan pustaka berkembang pesat, menandai renaissance Jawa klasik.


Diplomasi Internasional dan Strategi Kawasan

Masa kejayaan juga ditandai oleh peran Singhasari dalam diplomasi luar negeri:

  • Menjalin aliansi dengan kerajaan Champa (Vietnam selatan) untuk melawan ancaman Mongol.
  • Menolak pengaruh Dinasti Yuan (Tiongkok); bahkan menghina utusan Kubilai Khan.
  • Membangun citra sebagai kekuatan regional Nusantara dan pemimpin Dunia Melayu.

Singhasari adalah kerajaan pertama dari Jawa yang secara aktif melibatkan diri dalam geopolitik kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur.


Infrastruktur dan Reformasi Administratif

Kertanegara melakukan:

  • Penataan ulang struktur pemerintahan pusat dan daerah.
  • Penunjukan bupati-bupati loyalis di daerah taklukan.
  • Reformasi terhadap sistem sima (tanah perdikan) untuk mendukung biara dan pusat pendidikan spiritual.

Penguatan administrasi ini memungkinkan kelangsungan kekuasaan yang efektif dan luas, walau wilayah kerajaan melebar.


Keseimbangan Militer dan Kebudayaan

Kejayaan Singhasari bukan hanya pada pedang, tapi juga pena dan filsafat:

  • Pasukan Singhasari dikenal terlatih dan displin, terutama dalam ekspedisi laut dan sungai.
  • Di sisi lain, filsafat Jawa klasik tumbuh dalam naskah-naskah keagamaan dan kitab moralitas.
  • Struktur sosial masyarakat mengalami integrasi antara kelas kesatria, pendeta, dan rakyat tani.

Dengan demikian, Singhasari mencapai puncaknya sebagai kerajaan harmonis dan hegemonik secara militer, budaya, dan spiritual.


Jejak Keemasan Menuju Majapahit

Meskipun hanya bertahan selama ±70 tahun, kejayaan Singhasari meletakkan fondasi penting bagi bangkitnya Majapahit:

  • Dinasti Rajasa diteruskan oleh Raden Wijaya.
  • Model ekspansi dan sistem birokrasi diadopsi Majapahit secara utuh.
  • Semangat Nusantara sebagai kesatuan kultural dan politik pertama kali diwujudkan secara nyata oleh Singhasari.

Dengan Kertanegara sebagai pemimpin puncak, Singhasari dikenang sebagai kerajaan yang mengubah Jawa menjadi kekuatan laut dan spiritual utama Asia Tenggara.


Warisan Singhasari 

Kerajaan Singhasari mewariskan:

  • Model kerajaan ekspansionis berorientasi maritim dan geopolitik.
  • Struktur dinasti Rajasa yang dilanjutkan oleh Majapahit.
  • Filosofi sinkretik Siwa-Buddha, toleran dan bersatu.

Meski hanya bertahan 70 tahun, pengaruhnya sangat besar, menjadikan Singhasari sebagai batu loncatan utama menuju masa kejayaan Nusantara melalui Majapahit.

About administrator