BAB 9 – MASA KOLONIAL: VOC, HINDIA BELANDA, DAN PERLAWANAN (±1600–1900 M)

Ketentuan tanam paksa: 20% lahan, tanaman ekspor (kopi, tebu, nila, teh)

Logika Sistem dan Latar Kebijakan Pada awal abad ke-19, setelah berbagai percobaan sistem pajak dan sewa tanah terbukti tidak efektif dalam memberikan pendapatan tetap kepada pemerintah kolonial, Belanda mulai mengubah pendekatannya terhadap pengelolaan ekonomi di Hindia Belanda. Ketentuan tanam paksa yang kemudian dikenal dengan Cultuurstelsel bukan muncul secara kebetulan, melainkan …

Latar Belakang: Krisis Keuangan Belanda Pasca Perang Napoleon

Eropa Pascaperang dan Dampaknya ke Koloni Awal abad ke-19 ditandai oleh guncangan geopolitik besar yang dipicu oleh Perang Napoleon (1803–1815), serangkaian konflik yang melibatkan sebagian besar negara besar Eropa. Kekalahan Napoleon di Pertempuran Waterloo (1815) menjadi penutup era tersebut dan melahirkan Kongres Wina, sebuah pertemuan diplomatik yang bertujuan memulihkan tatanan …

Pola Relasi dengan Bangsawan Lokal

Kehadiran kolonialisme Belanda di Nusantara sejak abad ke-17 hingga awal abad ke-20 membawa transformasi besar dalam struktur kekuasaan, sosial, dan politik lokal. Namun, tidak seperti yang sering dibayangkan dalam narasi kolonial klasik—di mana kekuasaan asing sepenuhnya menghapus sistem lama—kolonialisme Belanda justru memilih pendekatan kooptatif terhadap kekuasaan lokal, terutama terhadap para …

Pembangunan Struktur Kolonial: Kantor, Pelabuhan, Jalan, dan Rel Kereta Api

Kolonialisme di Nusantara tidak hanya berlangsung melalui kekuatan militer atau perjanjian politik, tetapi juga melalui pembangunan infrastruktur yang sistematis dan terencana. Sejak awal abad ke-19, terutama pasca-restorasi kekuasaan Belanda atas Jawa, orientasi pemerintahan kolonial sangat jelas: menciptakan sistem logistik dan administrasi yang memungkinkan eksploitasi sumber daya dan tenaga kerja secara …

Peran Residen, Asisten Residen, dan Bupati sebagai Alat Kolonial

Setelah Belanda kembali menguasai Jawa dan wilayah Hindia Belanda pada tahun 1816, pasca-pendudukan Inggris, mereka menghadapi tantangan besar: bagaimana mengelola wilayah koloni yang luas, beragam, dan padat penduduk dengan sumber daya manusia dan militer yang terbatas. Kebutuhan akan sistem pemerintahan yang stabil, murah, namun efektif mendorong terbentuknya struktur birokrasi kolonial …

Reorganisasi Birokrasi Kolonial (1816–1830)

Latar Belakang Reorganisasi Setelah Belanda kembali mengambil alih Jawa dari tangan Inggris pada tahun 1816, mereka mendapati bahwa struktur pemerintahan kolonial berada dalam keadaan tidak stabil dan terpecah-pecah. Selama masa pendudukan Inggris (1811–1816), Thomas Stamford Raffles menerapkan berbagai reformasi yang bersifat eksperimental dan liberal, mulai dari penghapusan kerja paksa hingga …

Restorasi Kekuasaan Belanda dan Pembentukan Hindia Belanda: Konsolidasi, Eksploitasi, dan Lahirnya Kolonialisme Modern

Setelah lebih dari lima tahun di bawah kendali Inggris, pulau Jawa dan wilayah-wilayah koloni sekitarnya akhirnya kembali ke tangan Belanda pada tahun 1816. Berakhirnya pendudukan Inggris menandai bukan hanya sebuah transisi kekuasaan administratif, tetapi juga menjadi awal dari fase baru dalam sejarah kolonialisme di Nusantara: terbentuknya entitas resmi dan terpusat …

Masa Raffles (1811–1816): Liberalisasi, Sensus, dan Penghapusan Kerja Rodi

Pada awal abad ke-19, wilayah Nusantara—khususnya Pulau Jawa—menjadi ajang perebutan antara kekuatan kolonial Eropa di tengah gejolak global akibat Perang Napoleon. Dalam konteks ini, tahun 1811 menjadi titik balik penting: Inggris, melalui ekspedisi militer besar-besaran, berhasil merebut Pulau Jawa dari tangan Belanda yang saat itu berada di bawah pengaruh Kekaisaran …

Masa Daendels (1808–1811): Militerisasi dan Pembangunan Jalan Raya Pos

Latar Belakang Kolonialisme Belanda dan Situasi Global (Perang Napoleon) Pada awal abad ke-19, dunia sedang berada dalam pusaran gejolak besar akibat Revolusi Prancis dan ekspansi kekaisaran Napoleon Bonaparte. Di Eropa, struktur lama kekuasaan kerajaan dan imperium mulai runtuh, digantikan oleh ideologi baru yang membawa semangat republik, nasionalisme, dan modernisasi. Namun …

Krisis Internal VOC: Korupsi, Perang Panjang, dan Kerugian Besar

VOC, Kongsi Dagang atau Negara Bayangan? Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), yang didirikan pada tahun 1602, sering disebut sebagai perusahaan multinasional pertama di dunia. Namun di balik label itu, VOC bukan sekadar kongsi dagang biasa. Ia adalah entitas hibrida—menggabungkan fungsi korporasi dagang, negara kolonial, dan kekuatan militer dalam satu badan. VOC …