BAB 9 – MASA KOLONIAL: VOC, HINDIA BELANDA, DAN PERLAWANAN (±1600–1900 M)

Penaklukan Jayakarta dan Berdirinya Batavia (1619)

Pada awal abad ke-17, pesisir utara Pulau Jawa menjadi arena baru dalam perebutan kekuasaan global. Salah satu titik strategis di wilayah tersebut adalah Jayakarta, sebuah pelabuhan penting yang terletak di muara Sungai Ciliwung, langsung menghadap ke Laut Jawa dan menghubungkan jalur laut dari Asia Timur, India, hingga Eropa. Jayakarta merupakan …

Penguasaan Maluku, Ambon, Banda, dan Ternate oleh VOC

Sejak abad ke-15, wilayah Maluku telah dikenal sebagai “Kepulauan Rempah”, karena hanya di sinilah ditemukan sumber alami dua komoditas yang paling dicari di dunia kala itu: pala (terutama di Banda) dan cengkeh (terutama di Ternate, Tidore, dan Ambon). Rempah-rempah bukan hanya bahan penyedap rasa di Eropa, tetapi juga digunakan untuk …

Jalur Rempah dan Strategi Kontrol Perdagangan

Sejak awal abad pertengahan hingga zaman modern awal, rempah-rempah seperti pala, cengkeh, lada, dan kayu manis telah menjadi komoditas paling bernilai di dunia. Di Eropa, rempah bukan hanya digunakan sebagai penyedap rasa, tetapi juga sebagai obat-obatan, pengawet makanan, parfum, hingga simbol status sosial. Nilai jualnya sangat tinggi—lebih mahal dari emas …

Pendirian VOC dan Tujuan Utamanya

Pada awal abad ke-17, dunia menyaksikan pertarungan besar antar bangsa-bangsa Eropa dalam memperebutkan jalur perdagangan dan sumber daya di kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara. Tiga kekuatan utama—Portugis, Spanyol, dan Belanda—terlibat dalam persaingan dagang yang sengit, memperebutkan komoditas bernilai tinggi seperti rempah-rempah, tekstil, dan logam mulia. Di tengah konstelasi ini, Belanda, …

Perbedaan Watak: Kolonialisme VOC (Dagang Swasta) Dan. Hindia Belanda (Negara)

Sejarah kolonialisme Belanda di Nusantara berlangsung dalam dua fase besar yang memiliki karakter dan orientasi kekuasaan yang berbeda secara mendasar, yakni: (a) fase VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang berlangsung dari tahun 1602 hingga 1799, (b) fase Pemerintahan Hindia Belanda, yang secara resmi dimulai sejak tahun 1816 hingga 1942. Pada fase …

Strategi Kolonial Awal: Dagang, Diplomasi, hingga Intervensi Militer

Kolonialisme tidak selalu dimulai dengan invasi militer terbuka. Di Asia Tenggara, khususnya di Nusantara, kekuatan kolonial Eropa seperti Portugis, Belanda, dan Inggris masuk bukan sebagai penjajah, tetapi sebagai pedagang. Mereka membawa rempah-rempah, logam, tekstil, dan teknologi maritim, menawarkan kerja sama dagang dengan kerajaan-kerajaan lokal yang telah lama menjalin hubungan niaga …

Perebutan Hegemoni: Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda di Asia Tenggara

Dalam sejarah kolonialisme global, istilah hegemoni merujuk pada dominasi suatu kekuatan atas wilayah lain, baik dalam bentuk pengaruh ekonomi, politik, militer, maupun budaya. Dalam konteks kolonialisme maritim, hegemoni menjadi istilah kunci untuk memahami bagaimana kekuatan-kekuatan Eropa bersaing memperebutkan kontrol atas lautan, jalur perdagangan, dan pelabuhan strategis yang menopang ekspansi imperium …

Latar Belakang Kolonialisme Global: Era Eksplorasi dan Dagang

Kolonialisme adalah suatu sistem dominasi di mana satu bangsa menguasai, mengeksploitasi, dan mengendalikan wilayah bangsa lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, demi kepentingan ekonomi, politik, dan ideologis. Dalam praktiknya, kolonialisme bukan hanya bentuk penguasaan fisik atas tanah, tetapi juga mencakup pengendalian atas sumber daya alam, tenaga kerja, sistem sosial, …

Perang Trunajaya Mataram Islam Melawan VOC (1674–1680)

Perang Mataram Islam vs VOC dalam Perang Trunajaya (1674–1680), mencakup latar belakang politik dan sosial, tokoh utama seperti Amangkurat I, Raden Trunajaya, dan Raden Kajoran, jalannya pertempuran besar, peran VOC dalam membantu Mataram, serta konsekuensi politiknya. Latar Belakang Politik dan Sosial Mataram di Masa Amangkurat I Pada pertengahan abad ke-17, Kesultanan …

Perang Diponegoro (Perang Jawa, 1825–1830)

Awal abad ke-19 menandai masa krisis bagi masyarakat Jawa. Secara politik, pengaruh kekuasaan pribumi, khususnya keraton-keraton seperti Yogyakarta dan Surakarta, terus mengalami erosi di bawah kendali kolonial Belanda. Para residen Eropa bukan hanya campur tangan dalam urusan kenegaraan, tetapi juga secara aktif mengatur suksesi kerajaan, mengontrol keuangan istana, dan menundukkan …